Rabu, Desember 22, 2010

Bangga Melihat Timnas Sepak Bola Indonesia


Senang dan bangga rasanya saat ini melihat permainan Timnas sepak Bola kita.
Telah kita saksikan secara langsung bagi yang hadir di stadion Gelora Bung Karno di Jakarta atau di layar kaca televisi kita yang disiarkan live oleh RCTI Desember 2010.

Inilah permainan yang telah lama kita nantikan, dalam hal ini sekian lama terpuruk dalam kancah arena Asean sekalipun atau hanya sebagai Runner-up pada beberapa pertandingan yang di gelar oleh AFF tersebut.

Bila melihat sejarah pesepak bola di masa lalu kita, Indonesia sebenarnya pernah berpartisipasi dalam pentas sepakbola antar negara terbesar itu. Mengusung nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), Indonesia bermain untuk pertamakalinya pada Piala Dunia Perancis, 1938. Para pemain asli Indonesia maupun warga Tionghoa dan Belanda bergabung dalam tim Hindia Belanda itu. Mereka diantaranya ; Anwar Sutan, Achmad Nawir, Mo Heng, Hong Djien, Henk Zomers, dan G Van Den Burg. Nama-nama mereka mungkin saja masih kurang akrab di telinga kita dibanding skuad tim Olimpiade Melbourne 1956 seperti Djamiat Dalhar, Thio Him Tjiang, Kiat Sek, Ramang, atau LH Tanoto (Tan Liong Houw) yang hingga kini masih melegenda.

Hindia Belanda tampil di Piala Dunia atas dasar penunjukan FIFA sebagai dampak Jepang yang urung tampil di event tersebut, namun kehadiran Dutch East Indies tetap tercatat dalam sejarah sebagai negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia. Bagaimana tim Hindia Belanda dikandaskan 0 – 6 (0 – 4) oleh Hungaria.


Hingga 1945 memang tercatat masih ada dua badan yang mengendalikan sepakbola Indonesia yakni PSSI dan Nederland Indische Voetbaal Unie (NIVU). Baru pada tahun 1949, pemerintah Indonesia kemudian menetapkan nama PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).

Kendati demikian prestasi tim Hindia Belanda yang diasuh Johannes Van Mastenbroek itu tetap patut diberi acungan jempol, karena tim sekelas Swedia pun dibantai Hungaria di babak semifinal dengan skor telak 0 – 5. Dan Hungaria-lah yang kemudian tampil sebagai runner up di kejuaran tahun 1938 tersebut, setelah Hungaria menyerah 2 – 4 pada Italia di babak final.

Berikut ini data skuad tim Hindia Belanda (Dutch East Indies) pada Piala Dunia Perancis pada 1938 : Tan Mo Heng (GK), Anwar Sutan, Tan Hong Djien, Frans Hu Kon, Frans Meeng, Tjaak Pattiwael, Jack Samuels, Suvarte Soedarmadji, Achmad Nawir, Henk Zomers, Hans Taihuttu

Cadangan

J Harting (GK), Bing Mo Heng, G Van Den Burg, G Faulhaber, R Telwe, Tan Se Han, Dorst, Teilherber

Pelatih : Johannes Van Mastenbroek. (indra kh/ berbagai sumber*) Piala Dunia 193.


Read More / Selanjutnya....

Selasa, Mei 04, 2010

Meteor Di Indonesia


Kisah benda angkasa luar terjun ke bumi ini memang sudah sering terdengar belakangan ini. Sebuah pancaran bola api yang diduga meteor juga jatuh di belahan bumi kita ini.
Banyak kejadian seperti ini di sejumlah tempat di muka bumi ini. Tapi para ahli dunia belum memastikan, apa persisnya benda-benda yang tiba2 menghujam bumi itu.



Betulkah meteor bisa jadi debu jika menghantam bumi?.....

Ciri-ciri meteorit adalah memiliki lapisan tebal berwarna agak hitam karena bekas terbakar. Batu meteorit hampir sama dengan batu bumi, tidak mengandung magnet.
Meteor juga perlu dibedakan antara hujan meteor, yang berasal dari rasi Lyrid, Leonid, Perseids atau Aquarids. Hujan meteor itu bisa terjadi karena debu-debu komet. Sementara meteor sporadis tidak harus dari berasal dari salah satu rasi.



Para ahli palaeontologist Jerman berkeyakinan bahwa sebuah meteor misterius atau komet haruslah menjadi penyebab hal yang mematikan bagi hewan pra sejarah tersebut yang terjatuh jauh setelah meteor Yucatan yang selama ini dipersalahkan.
Dari bukti-bukti yang selama ini ada didapatkan bahwa asteroida raksasa atau komet meninggalkan satu lubang besar ditemukan dibawah permukaan air laut di wilayah pesisir Yucatan.

Pun di negara kita Indonesia yang berada pada posisi garis khatulistiwa sering menjadi perlintasan jatuhnya meteor atau debu antariksa tersebut.

Meteor Yang Jatuh di Indonesia:

- 1797, ditemukan di Prambanan, Jawa Tengah
- 1811, ditemukan di Surakarta, Jawa Tengah seberat 10 ton.
- 10 Juli 1822, ditemukan di Cirebon Jawa Barat, seberat 16.5 kg
- 10 Desember 1871, ditemukan di Bandung seberat 11.5 kg
- 19 September 1869, ditemukan di desa Cabe Rembang Jawa Timur seberat 20 kg
- 1883, ditemukan di desa Kedung Putri, Ngawi, Jawa Timur seberat 1,3 kg
- 19 Maret 1884, ditemukan di Djati Pengilon, Jawa Timur seberat 166 kg
- 27 November 1908, ditemukan di Pulau Kangean, Sumenep Jawa Timur, seberat 1.63 kg
- 2 Juni 1915, meteorit dengan nama Meester-Cornelis ditemukan di Klenderm Jakarta seberat 24.75 kg
10. 30 Agustus 1919, ditemukan di Rembang Jawa Tengah, seberat 10 kg
- 24 Mei 1933, ditemukan di Banten seberat 629 gram
- 20 Juni 1935, ditemukan di Madiun, Jawa Timur, seberat 400 gram
- 26 September 1939, ditemukan di Selakopi, Jawa Barat, seberat 1,6 kg
- 1940, ditemukan di daerah kediri, Jawa Timur
- 14 Februari 1975, ditemukan di Tambakwatu, Jawa Timur seberat 10,5 kg
- 7 Mei 1979, ditemukan di Cilimus, Jawa Barat, seberat 1,6 kg
- 13 Maret 1984, ditemukan di Jumapalo, Jawa Timur, seberat 32.49 kg
- April 2003, ditemukan jatuh di Purun, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat
- 1 Januari 2008, ditemukan di Gianyar, Bali.
- 8 Oktober 2009, 15 sampai 20 kilometer di atas bumi dan jatuh di perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan, diameternya 10 meter. Menurut NASA kekuatan ledakan meteor Bone tiga kali bom atom Hiroshima.
- 30 April 2010, Jl. Delima, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur


Read More / Selanjutnya....

Komentar posting Santai Disini yuk ... !!! Terima Kasih.

Posting terkini