Contoh Kasus sebut saja Antonius adalah karyawan perusahaan swasta (Teman saya), merasa tidak nyaman dengan kondisi tempatnya bekerja. Iklim perusahan di sana membuatnya tersiksa karena dia merasa tidak diperhatikan oleh rekan kerja maupun atasannya. Apa yang menjadi keinginannya seperti dihambat oleh rekan kerja maupun atasannya sendiri. Sebagai seorang individu bebas, Anton merasa dihambat perkembangan pikir dan idenya. Apa yang terjadi pada Anton bisa saja terjadi pada karyawan lain di perusahaan lain. Hal ini memang bukan hal baru tetapi jika tetap diteruskan tanpa pernah berusaha menyelesaikan yang terjadi maka perusahaan menjadi tempat yang mengerikan bagi karyawannya. Lalu sebaiknya apa yang dapat dilakukan agar sebagai karyawan kita dapat merasa nyaman di tempatnya bekerja?
Apa yang dimaksud dengan membina hubungan kerja?
Mekanisme kerja yang terjadi di dalam suatu perusahaan meliputi relasi antara atasan-bawahan dan antar bawahan atau sesama rekan kerja. Relasi atau hubungan kerja ini bukanlah hubungan yang berbasis “kekuasaan” melainkan hubungan yang bertumpu pada konsep mekanisme kerja yang saling menguntungkan. Adakalanya seorang atasan hanya ingin mendengar apa yang ingin dia dengar. Hal ini tidak dapat menciptakan hubungan kerja yang baik. Yang terjadi adalah perusahaan semakin keropos dan hubungan kerja menjadi tidak menyenangkan. Sebaliknya, bila sikap didasarkan pada kepercayaan, penghargaan dan pengakuan kompetensi, pimpinan seperti ini akan memotivasi bawahan untuk kelangsungan ‘inisiatif’ dan kreativitas bawahannya sehingga akan memicu berkembangnya profesionalisme, karena ia sadar bahwa perannya sebagai pendorong, fasilitator dan katalisator
Lalu hubungan kerja positif itu yang bagaimana?
Hubungan kerja yang baik dan ideal tentunya menjadi harapan dan keinginan setiap perusahaan. Hal ini bukan berarti tidak mungkin tercapai sama sekali. Pada prinsipnya, sebuah relasi atau hubungan selalu bertumpu bagaimana kita bisa menyampaikan apa yang kita inginkan dengan tepat dan pesan tersebut dapat dipahami dengan tepat pula. Konsep atasan-bawahan maupun antar bawahan atau karyawan bertumpu pada hal tersebut. Jadi bagaimana kita dapat membangun komunikasi yang efektif disertai dengan kritik yang efektif pula. Karena kebutuhan akan kritik sama pentingnya dengan komunikasi yang efektif. Tinggal bagaimana kita menyampaikan kritik tersebut.
Kritik yang efektif. Apakah itu?
Perlu diingat dan diperhatikan. Mengkritik bukan berarti mencela. Dengan tujuan untuk saling mengisi kelemahan dan kelebihan masing-masing maka kritik menjadi harapan terjadinya perubahan. Dalam hal ini kritik menjadi masukan yang positif bukannya tantangan bahkan rongrongan terhadap kewibawderung tidak realistis. Falsafah yang mereka anut adalah ‘Semuanya dapat lebih baik’. Jadi walaupun seseorang sudah melaksanakan pekerjaan mereka semaksimal mungkin, bagi tipe perfeksionis mereka belum menghasilkan apapun. Bahkan pujian dan sanjungan dari orang lain tidak pernah berpengaruh apapun bagi tipe ini. - Tipe kaku. Apapun perubahan yang terjadi tidak akan membuat orang dengan tipe ini senang. Mereka yan bertipe kaku cenderung mencintai status quo. Bagi mereka, peruabahan adalah negatif dengan demikian selalu ada alasan untuk menentang perubahan. Mereka bangga mengatakan ‘Saya lebih suka dengan cara lama’. Parahnya, ketika mereka menemukan perubahan tertentu yang potensial dapat mengancamnya maka tipe kaku ini akan mencoba mensabotase. - Tipe bukan pekerjaan saya. Orang dengan karakter ini akan menolak melakukan pekerjaan walaupun sederhana jika mereka telah memutuskan bahwa pekerjaan itu bukan bagian dari tanggung jawabnya. Rumus yang mereka pegang adalah ‘Ini tidak ada dalam job description saya’ - Tipe tidak peduli. Orang dengan karakter ini tidak menganggap serius pekerjaannya dan sering menempatkan timnya dalam situasi sulit. Pekerjaan merupakan prioritas terakhir yang penting bagaimana caranya agar ada waktu lebih untuk urusan pribadinya atau hal-hal yang disukainya. Bagi mereka ‘Itu dapat menunggu’.Jadi apa kaitan mengerti tipe atau karakter rekan kerja dengan hubungan kerja positif?
Hubungan kerja positif didasarkan bagaimana kita dapat menyampaikan apa maksud kita dengan tepat, dan si penerima maksud mengerti dengan apa yang kita maksudkan. Dengan demikian kita akan mendapat respon yang positif atas apa yang kita sampaikan. Mengerti tipe orang yang berhubungan dengan kita akan memudahkan kita menyampaikan maksud kita. Jangan sampai apa yang kita sampaikan menjadi bahan ‘pertengkaran’ yang menumbuhkan iklim tidak sehat di dalam perusahaan yang menjadi pemicu terjadinyahubungan kerja yang tidak sehat.
[eworld-indonesia]
Bagaimana tips membina hubungan kerja positif?
Membina hubungan kerja antar karyawan. Perlu diingat, sebuah hubungan yang tanpa masalah tidak menjamin telah terjalin hubungan kerja yang positif. Kuncinya, perlu ada pemahaman bahwa memang ada masalah. Intinya adalah diperlukan kesepakatan persepsi. Semakin besar kesamaan persepsi, semakin langgenglah hubungan kerja, semakin puaslah karyawan dengan hubungan mereka. Jika mereka merasa bahwa rekan kerjanya semakin menghargai dan memahami perasaannya, maka mereka semakin merasa menjalani komunikasi yang terbuka dan positif. Kesamaan persepsi perlu dibangun sejak awal hubungan. Karena itu periode perkenalan ikut menentukan kadar kesamaan persepsi. Meskipun begitu, penyamaan persepsi juga bisa diperbarui terus selama masa hubungan kerja. Membina hubungan kerja atasan-bawahan Hubungan kerja positif atasan-bawahan memang tidak semudah hubungan kerja antar rekan kerja. Intinya tetap berpijak pada komunikasi efektif.
Setidaknya ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk membina hubungan kerja positif atasan-bawahan. - jangan mencoba mengubah perilaku atasan. Jadi bawahan yang menyesuaikan perilaku dengan atasan. - hindari pendapat bahwa anda tahu pasti tujuan-tujuan atasan. Jika memang ada yang tidak dimengerti akan lebih baik jika ditanyakan langsung dan catat semua hal yang tidak konsisten (menurut anda) - pemastian prioritas antara atasan-bawahan. - jangan mudah merajuk atau ngambek - cobalah untuk mencari tahu apa dan bagaimana tipe atasan. Selidiki dengan pasti saat dan cara terbaik untuk menyampaikan pendapat dan kritik pada atasan. - jangan putus asa ketika gagasan kita tidak sesuai dengan atasan. Cobalah untuk melihat dari sudut pandangan atasan.
Sebelumnya perlu diperhatikan bagaimana karakter rekan kerja ataupun atasan kita. Ada beberapa tipe : - tipe lokomotif. Mereka termasuk orang yangmenggebu-gebu dalam mengekspresikan keingian terhadap orang lain. Biasanya mereka sering mengucapkan ‘Saya ingin ini dikerjakan dan selesai sebelum jam sekian, tidak ada tawar menawar lagi’. Tipe ini berpotensi menjadi tiran, otokratis dan diktator. - Perfeksionis. Standar kerja tipe ini cenderung tidak realistis. Falsafah yang mereka anut adalah ‘Semuanya dapat lebih baik’. Jadi walaupun seseorang sudah melaksanakan pekerjaan mereka semaksimal mungkin, bagi tipe perfeksionis mereka belum menghasilkan apapun. Bahkan pujian dan sanjungan dari orang lain tidak pernah berpengaruh apapun bagi tipe ini. - Tipe kaku. Apapun perubahan yang terjadi tidak akan membuat orang dengan tipe ini senang. Mereka yan bertipe kaku cenderung mencintai status quo. Bagi mereka, peruabahan adalah negatif dengan demikian selalu ada alasan untuk menentang perubahan. Mereka bangga mengatakan ‘Saya lebih suka dengan cara lama’. Parahnya, ketika mereka menemukan perubahan tertentu yang potensial dapat mengancamnya maka tipe kaku ini akan mencoba mensabotase. - Tipe bukan pekerjaan saya. Orang dengan karakter ini akan menolak melakukan pekerjaan walaupun sederhana jika mereka telah memutuskan bahwa pekerjaan itu bukan bagian dari tanggung jawabnya. Rumus yang mereka pegang adalah ‘Ini tidak ada dalam job description saya’ - Tipe tidak peduli. Orang dengan karakter ini tidak menganggap serius pekerjaannya dan sering menempatkan timnya dalam situasi sulit. Pekerjaan merupakan prioritas terakhir yang penting bagaimana caranya agar ada waktu lebih untuk urusan pribadinya atau hal-hal yang disukainya. Bagi mereka ‘Itu dapat menunggu’.
Jadi apa kaitan mengerti tipe atau karakter rekan kerja dengan hubungan kerja positif?
Hubungan kerja positif didasarkan bagaimana kita dapat menyampaikan apa maksud kita dengan tepat, dan si penerima maksud mengerti dengan apa yang kita maksudkan. Dengan demikian kita akan mendapat respon yang positif atas apa yang kita sampaikan. Mengerti tipe orang yang berhubungan dengan kita akan memudahkan kita menyampaikan maksud kita. Jangan sampai apa yang kita sampaikan menjadi bahan ‘pertengkaran’ yang menumbuhkan iklim tidak sehat di dalam perusahaan yang menjadi pemicu terjadinyahubungan kerja yang tidak sehat.
[eworld-indonesia]
Bagaimana tips membina hubungan kerja positif?
Membina hubungan kerja antar karyawan. Perlu diingat, sebuah hubungan yang tanpa masalah tidak menjamin telah terjalin hubungan kerja yang positif. Kuncinya, perlu ada pemahaman bahwa memang ada masalah. Intinya adalah diperlukan kesepakatan persepsi. Semakin besar kesamaan persepsi, semakin langgenglah hubungan kerja, semakin puaslah karyawan dengan hubungan mereka. Jika mereka merasa bahwa rekan kerjanya semakin menghargai dan memahami perasaannya, maka mereka semakin merasa menjalani komunikasi yang terbuka dan positif. Kesamaan persepsi perlu dibangun sejak awal hubungan. Karena itu periode perkenalan ikut menentukan kadar kesamaan persepsi. Meskipun begitu, penyamaan persepsi juga bisa diperbarui terus selama masa hubungan kerja. Membina hubungan kerja atasan-bawahan Hubungan kerja positif atasan-bawahan memang tidak semudah hubungan kerja antar rekan kerja. Intinya tetap berpijak pada komunikasi efektif. Setidaknya ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk membina hubungan kerja positif atasan-bawahan. - jangan mencoba mengubah perilaku atasan.
Jadi bawahan yang menyesuaikan perilaku dengan atasan. - hindari pendapat bahwa anda tahu pasti tujuan-tujuan atasan. Jika memang ada yang tidak dimengerti akan lebih baik jika ditanyakan langsung dan catat semua hal yang tidak konsisten (menurut anda) - pemastian prioritas antara atasan-bawahan. - jangan mudah merajuk atau ngambek - cobalah untuk mencari tahu apa dan bagaimana tipe atasan.
Selidiki dengan pasti saat dan cara terbaik untuk menyampaikan pendapat dan kritik pada atasan. - jangan putus asa ketika gagasan kita tidak sesuai dengan atasan. Cobalah untuk melihat dari sudut pandangan atasan.
Apa yang dimaksud dengan membina hubungan kerja?
Mekanisme kerja yang terjadi di dalam suatu perusahaan meliputi relasi antara atasan-bawahan dan antar bawahan atau sesama rekan kerja. Relasi atau hubungan kerja ini bukanlah hubungan yang berbasis “kekuasaan” melainkan hubungan yang bertumpu pada konsep mekanisme kerja yang saling menguntungkan. Adakalanya seorang atasan hanya ingin mendengar apa yang ingin dia dengar. Hal ini tidak dapat menciptakan hubungan kerja yang baik. Yang terjadi adalah perusahaan semakin keropos dan hubungan kerja menjadi tidak menyenangkan. Sebaliknya, bila sikap didasarkan pada kepercayaan, penghargaan dan pengakuan kompetensi, pimpinan seperti ini akan memotivasi bawahan untuk kelangsungan ‘inisiatif’ dan kreativitas bawahannya sehingga akan memicu berkembangnya profesionalisme, karena ia sadar bahwa perannya sebagai pendorong, fasilitator dan katalisator
Lalu hubungan kerja positif itu yang bagaimana?
Hubungan kerja yang baik dan ideal tentunya menjadi harapan dan keinginan setiap perusahaan. Hal ini bukan berarti tidak mungkin tercapai sama sekali. Pada prinsipnya, sebuah relasi atau hubungan selalu bertumpu bagaimana kita bisa menyampaikan apa yang kita inginkan dengan tepat dan pesan tersebut dapat dipahami dengan tepat pula. Konsep atasan-bawahan maupun antar bawahan atau karyawan bertumpu pada hal tersebut. Jadi bagaimana kita dapat membangun komunikasi yang efektif disertai dengan kritik yang efektif pula. Karena kebutuhan akan kritik sama pentingnya dengan komunikasi yang efektif. Tinggal bagaimana kita menyampaikan kritik tersebut.
Kritik yang efektif. Apakah itu?
Perlu diingat dan diperhatikan. Mengkritik bukan berarti mencela. Dengan tujuan untuk saling mengisi kelemahan dan kelebihan masing-masing maka kritik menjadi harapan terjadinya perubahan. Dalam hal ini kritik menjadi masukan yang positif bukannya tantangan bahkan rongrongan terhadap kewibawderung tidak realistis. Falsafah yang mereka anut adalah ‘Semuanya dapat lebih baik’. Jadi walaupun seseorang sudah melaksanakan pekerjaan mereka semaksimal mungkin, bagi tipe perfeksionis mereka belum menghasilkan apapun. Bahkan pujian dan sanjungan dari orang lain tidak pernah berpengaruh apapun bagi tipe ini. - Tipe kaku. Apapun perubahan yang terjadi tidak akan membuat orang dengan tipe ini senang. Mereka yan bertipe kaku cenderung mencintai status quo. Bagi mereka, peruabahan adalah negatif dengan demikian selalu ada alasan untuk menentang perubahan. Mereka bangga mengatakan ‘Saya lebih suka dengan cara lama’. Parahnya, ketika mereka menemukan perubahan tertentu yang potensial dapat mengancamnya maka tipe kaku ini akan mencoba mensabotase. - Tipe bukan pekerjaan saya. Orang dengan karakter ini akan menolak melakukan pekerjaan walaupun sederhana jika mereka telah memutuskan bahwa pekerjaan itu bukan bagian dari tanggung jawabnya. Rumus yang mereka pegang adalah ‘Ini tidak ada dalam job description saya’ - Tipe tidak peduli. Orang dengan karakter ini tidak menganggap serius pekerjaannya dan sering menempatkan timnya dalam situasi sulit. Pekerjaan merupakan prioritas terakhir yang penting bagaimana caranya agar ada waktu lebih untuk urusan pribadinya atau hal-hal yang disukainya. Bagi mereka ‘Itu dapat menunggu’.Jadi apa kaitan mengerti tipe atau karakter rekan kerja dengan hubungan kerja positif?
Hubungan kerja positif didasarkan bagaimana kita dapat menyampaikan apa maksud kita dengan tepat, dan si penerima maksud mengerti dengan apa yang kita maksudkan. Dengan demikian kita akan mendapat respon yang positif atas apa yang kita sampaikan. Mengerti tipe orang yang berhubungan dengan kita akan memudahkan kita menyampaikan maksud kita. Jangan sampai apa yang kita sampaikan menjadi bahan ‘pertengkaran’ yang menumbuhkan iklim tidak sehat di dalam perusahaan yang menjadi pemicu terjadinyahubungan kerja yang tidak sehat.
[eworld-indonesia]
Bagaimana tips membina hubungan kerja positif?
Membina hubungan kerja antar karyawan. Perlu diingat, sebuah hubungan yang tanpa masalah tidak menjamin telah terjalin hubungan kerja yang positif. Kuncinya, perlu ada pemahaman bahwa memang ada masalah. Intinya adalah diperlukan kesepakatan persepsi. Semakin besar kesamaan persepsi, semakin langgenglah hubungan kerja, semakin puaslah karyawan dengan hubungan mereka. Jika mereka merasa bahwa rekan kerjanya semakin menghargai dan memahami perasaannya, maka mereka semakin merasa menjalani komunikasi yang terbuka dan positif. Kesamaan persepsi perlu dibangun sejak awal hubungan. Karena itu periode perkenalan ikut menentukan kadar kesamaan persepsi. Meskipun begitu, penyamaan persepsi juga bisa diperbarui terus selama masa hubungan kerja. Membina hubungan kerja atasan-bawahan Hubungan kerja positif atasan-bawahan memang tidak semudah hubungan kerja antar rekan kerja. Intinya tetap berpijak pada komunikasi efektif.
Setidaknya ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk membina hubungan kerja positif atasan-bawahan. - jangan mencoba mengubah perilaku atasan. Jadi bawahan yang menyesuaikan perilaku dengan atasan. - hindari pendapat bahwa anda tahu pasti tujuan-tujuan atasan. Jika memang ada yang tidak dimengerti akan lebih baik jika ditanyakan langsung dan catat semua hal yang tidak konsisten (menurut anda) - pemastian prioritas antara atasan-bawahan. - jangan mudah merajuk atau ngambek - cobalah untuk mencari tahu apa dan bagaimana tipe atasan. Selidiki dengan pasti saat dan cara terbaik untuk menyampaikan pendapat dan kritik pada atasan. - jangan putus asa ketika gagasan kita tidak sesuai dengan atasan. Cobalah untuk melihat dari sudut pandangan atasan.
Sebelumnya perlu diperhatikan bagaimana karakter rekan kerja ataupun atasan kita. Ada beberapa tipe : - tipe lokomotif. Mereka termasuk orang yangmenggebu-gebu dalam mengekspresikan keingian terhadap orang lain. Biasanya mereka sering mengucapkan ‘Saya ingin ini dikerjakan dan selesai sebelum jam sekian, tidak ada tawar menawar lagi’. Tipe ini berpotensi menjadi tiran, otokratis dan diktator. - Perfeksionis. Standar kerja tipe ini cenderung tidak realistis. Falsafah yang mereka anut adalah ‘Semuanya dapat lebih baik’. Jadi walaupun seseorang sudah melaksanakan pekerjaan mereka semaksimal mungkin, bagi tipe perfeksionis mereka belum menghasilkan apapun. Bahkan pujian dan sanjungan dari orang lain tidak pernah berpengaruh apapun bagi tipe ini. - Tipe kaku. Apapun perubahan yang terjadi tidak akan membuat orang dengan tipe ini senang. Mereka yan bertipe kaku cenderung mencintai status quo. Bagi mereka, peruabahan adalah negatif dengan demikian selalu ada alasan untuk menentang perubahan. Mereka bangga mengatakan ‘Saya lebih suka dengan cara lama’. Parahnya, ketika mereka menemukan perubahan tertentu yang potensial dapat mengancamnya maka tipe kaku ini akan mencoba mensabotase. - Tipe bukan pekerjaan saya. Orang dengan karakter ini akan menolak melakukan pekerjaan walaupun sederhana jika mereka telah memutuskan bahwa pekerjaan itu bukan bagian dari tanggung jawabnya. Rumus yang mereka pegang adalah ‘Ini tidak ada dalam job description saya’ - Tipe tidak peduli. Orang dengan karakter ini tidak menganggap serius pekerjaannya dan sering menempatkan timnya dalam situasi sulit. Pekerjaan merupakan prioritas terakhir yang penting bagaimana caranya agar ada waktu lebih untuk urusan pribadinya atau hal-hal yang disukainya. Bagi mereka ‘Itu dapat menunggu’.
Jadi apa kaitan mengerti tipe atau karakter rekan kerja dengan hubungan kerja positif?
Hubungan kerja positif didasarkan bagaimana kita dapat menyampaikan apa maksud kita dengan tepat, dan si penerima maksud mengerti dengan apa yang kita maksudkan. Dengan demikian kita akan mendapat respon yang positif atas apa yang kita sampaikan. Mengerti tipe orang yang berhubungan dengan kita akan memudahkan kita menyampaikan maksud kita. Jangan sampai apa yang kita sampaikan menjadi bahan ‘pertengkaran’ yang menumbuhkan iklim tidak sehat di dalam perusahaan yang menjadi pemicu terjadinyahubungan kerja yang tidak sehat.
[eworld-indonesia]
Bagaimana tips membina hubungan kerja positif?
Membina hubungan kerja antar karyawan. Perlu diingat, sebuah hubungan yang tanpa masalah tidak menjamin telah terjalin hubungan kerja yang positif. Kuncinya, perlu ada pemahaman bahwa memang ada masalah. Intinya adalah diperlukan kesepakatan persepsi. Semakin besar kesamaan persepsi, semakin langgenglah hubungan kerja, semakin puaslah karyawan dengan hubungan mereka. Jika mereka merasa bahwa rekan kerjanya semakin menghargai dan memahami perasaannya, maka mereka semakin merasa menjalani komunikasi yang terbuka dan positif. Kesamaan persepsi perlu dibangun sejak awal hubungan. Karena itu periode perkenalan ikut menentukan kadar kesamaan persepsi. Meskipun begitu, penyamaan persepsi juga bisa diperbarui terus selama masa hubungan kerja. Membina hubungan kerja atasan-bawahan Hubungan kerja positif atasan-bawahan memang tidak semudah hubungan kerja antar rekan kerja. Intinya tetap berpijak pada komunikasi efektif. Setidaknya ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk membina hubungan kerja positif atasan-bawahan. - jangan mencoba mengubah perilaku atasan.
Jadi bawahan yang menyesuaikan perilaku dengan atasan. - hindari pendapat bahwa anda tahu pasti tujuan-tujuan atasan. Jika memang ada yang tidak dimengerti akan lebih baik jika ditanyakan langsung dan catat semua hal yang tidak konsisten (menurut anda) - pemastian prioritas antara atasan-bawahan. - jangan mudah merajuk atau ngambek - cobalah untuk mencari tahu apa dan bagaimana tipe atasan.
Selidiki dengan pasti saat dan cara terbaik untuk menyampaikan pendapat dan kritik pada atasan. - jangan putus asa ketika gagasan kita tidak sesuai dengan atasan. Cobalah untuk melihat dari sudut pandangan atasan.
selain di lingkungan kerja, di sekolah juga harus ya?
BalasHapusBetul sekali, dimana hubungan yang baik bisa diterapkan di berbagai jenis kegiatan : kerja, sekolah, bertetangga dan lain2 namun caranya yang harus kita bedakan.
BalasHapusSaya nih orang yang paling bingung mas kalau dihadapkan dengan hubungan kerja yang baik. Kalau saya punya trik, saya kasih rokok aja sama tukang bangunan yang kerja di tempat saya proyek...
BalasHapusemang susah kalo kita ga bisa adaptasi dengan lingkungan kerja
BalasHapusadanya malah muncul rasa canggung dan sungkan
Ya Bang Del benar komunikasi seperti itu juga cukup banyak yang melakukannya, dengan memberikan sebatang rokok itulah hal yang paling mudah diawal untuk memulai beberapa komunikasi.
BalasHapus@News gila : segala yang berhubungan dengan awal atau permulaan memang ada grogi,canggung ataupun sungkan.
hal itu didasari karena kita tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Beda halnya dengan orang yg memiliki kepercayaan diri, orang tersebutlah yang paling cepat dalam hal berkomunikasi atau beradaptasi pada suatu lingkungan.
Yup .. setuju 100% hubungan yang baik dengan tetap menjaga norma2 dan saling menghormati akan melahirkan suatu synergy yang baik pula...n itu sangat diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan.. btw.. ada info terbaru nih... sayang kalau dilewatkan
BalasHapusya bagaimana kalau kita sekarang menjaga hubungan baik tersebut dalam lingkungan blog kita, maka dengan demikian synergy yang baik itu juga akan terus berkembang.
BalasHapusSory cz lemot aku comment disini yaa,emm cara tukeran link bisa buat box daftar link temen pake script cari di google banyak tuh,bs jg liat punyaku....?ya keep posting
BalasHapusOke kang rohman my tutorial
BalasHapus