skip to main |
skip to sidebar
Akhir-akhir ini banyak terjadi musibah atau kecelakaan pesawat yang jatuh diluar negeri atau pun dalam negeri, dan sebagian besar diakibatkan oleh Turbulensi juga ada karena Human error. Tapi disini saya akan bahas sedikit apasih turbulensi itu, karena kalau bahas tentang human error agak njelimet.
Sebagian besar media massa memang mengatakan pesawat mengalami guncangan saat melalui ruang hampa udara. Hal ini kurang tepat, mungkin lebih tepat dikatakan guncangan dialami pada saat pesawat melewati kolom udara yang di dalamnya terdapat turbulensi / turbulance.
Turbulensi adalah kondisi di mana dalam kolom udara terjadi benturan masa udara yang datang dengan kecepatan yang cukup tinggi dan berasal dari berbagai arah yang tidak beraturan. Ada empat macam turbulensi, yaitu jet stream, clear air turbulance, wake turbulance, dan windshear.
Jet stream adalah alur dari arus udara yang mengalir dengan kecepatan tinggi seperti layaknya sebuah sungai yang terjadi sebagai akibat fenomena alam pada pertemuan udara panas dengan udara dingin. Jet stream dapat mengakibatkan pesawat terbang menjadi lebih cepat dan dikenal sebagai tail wind dan sebaliknya dapat menghambat kecepatan pesawat yang dikenal sebagai head wind.
Di dalam atau di sekitar jet stream acap terbentuk kantung udara (air pocket), yaitu kolom udara yang terdiri dari bertemunya aliran udara dari arah yang tidak beraturan dengan kecepatan tinggi sehingga menghasilkan dorongan udara yang kuat ke bawah, dikenal dengan istilah down draft atau sebaliknya, dorongan yang kuat ke atas up-draft.
Inilah yang disebut dengan Clear Air Turbulance (CAT). CAT umumnya terjadi pada ketinggian antara 23.000 kaki sampai 39.000 kaki, tepat di area tinggi jelajah ekonomis pesawat terbang komersial.
CAT juga dapat terjadi di area sekitar pegunungan pada ketinggian tertentu yang dikenal dengan istilah "edie" Jenis lainnya adalah apa yang dikenal dengan wake turbulance, yaitu turbulensi yang terjadi di belakang pesawat terbang yang sedang terbang.
Ini mirip dengan alur ombak di belakang kapal yang kerap ditimbulkan oleh kapal laut yang tengah melintas. Terakhir adalah apa yang dikenal dengan windshear, yaitu turbulensi yang terjadi di dekat permukaan tanah sebagai akibat cuaca yang sangat buruk yang disertai kilat dan petir.
Sesuai namanya, yaitu turbulensi yang terjadi pada udara yang clear atau bersih.
Bersih dalam hal ini adalah tidak ada awan. Di sinilah letaknya kesulitan untuk dapat mengetahui posisi CAT itu. CAT tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dan tidak dapat dideteksi oleh radar cuaca konvensional yang ada dalam pesawat. Kesimpulannya, penerbang tidak akan tahu kapan persisnya pesawat yang dikemudikannya akan masuk ke CAT ini.
Itu sebabnya ada peraturan yang sangat ketat diberlakukan bagi penerbang: begitu dia duduk di kokpit, maka yang pertama kali harus dilakukannya adalah fasten safety belt. Dalam check list normal procedures penerbang tercantum, mereka baru bisa membuka safety belt setelah pesawat diparkir dengan aman di darat.
Itu juga sebabnya apabila kita bepergian dengan pesawat, selalu ada anjuran dari pilot atau pramugari agar senantiasa mengenakan sabuk pengaman sepanjang Anda duduk di kursi, walaupun tanda peringatan untuk memakai sabuk pengaman sudah dimatikan.
Kembali dengan masalah CAT, sebenarnya keberadaan CAT dapat dideteksi oleh sistem satelit yang antara lain diselenggarakan oleh NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dan NESDIS (National Environmental Satelite, Data and Information Service). Mereka memberikan layanan 24 jam perkiraan cuaca antara lain untuk penerbangan, termasuk keberadaan CAT di seluruh dunia secara real time.
Desain pesawat dengan bentuk yang aerodinamis memang bertujuan antara lain untuk dapat memberikan toleransi dalam menghadapi turbulensi di udara. Rancangan tersebut antara lain juga terdapat dalam konstruksi sayap pesawat yang memiliki faktor fleksibilitas yang memungkinkan pesawat terbang bergerak seperti elastisnya sayap seekor burung.
Penerbang, dalam menyusun rencana terbang, sudah pasti termasuk mempertimbangkan keadaan cuaca rute yang akan dilaluinya. Tidak ada penerbang yang dengan sengaja masuk ke area turbolensi.
Para penumpang dapat dan harus mengandalkan peralatan keselamatan yang tersedia di pesawat, terutama sekali menggunakan sabuk pengaman sesuai dengan aturan yang berlaku. Khusus mengenai hal ini ada beberapa catatan yang dapat disajikan di sini, yaitu sejak tahun 1981 sampai 1997 terdapat 324 laporan tentang kecelakaan pesawat sebagai akibat dari CAT.
Dari tiga orang yang meninggal, dilaporkan dua di antaranya tidak menggunakan sabuk pengaman. Dari 80 orang yang cedera serius, sebanyak 73 orang tidak menggunakan sabuk pengaman.
Kesimpulan dari seluruh uraian ini, kita tidak usah kemudian menjadi takut terbang. Sekali lagi saya tekankan di sini, sampai saat ini-selama semua aturan yang berlaku dilaksanakan dengan penuh disiplin- pesawat terbang masih merupakan moda transportasi yang paling aman dan paling efisien.
Selamat Terbang !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar